
Sunday, July 31, 2016
Friday, July 8, 2016
Good People
Liburan ini sebenernya aku mau mengisi dengan mereview beberapa materi 'ngoding' semester-semester sebelum (iya, sudah dua semester). Apalah daya sialnya aku malah dilanda malas yang tak kunjung bosan berkawan. Rencananya juga aku mau nyicil-nyicil belajar HTML, CSS, dan PHP. Ah semoga bisa terwujud lah keinginanku. Liburan masih panjang tapi keinginan juga cukup panjang. Kapan aku bisa produktif?
Cut the rants, btw kemarin aku ketemu temen bapakku. Rupanya cukup tua padahal mungkin sebaya juga sama bapak. Suaranya keras, bicaranya lantang. Kata bapak dia itu tukang becak. Dia tidak mampu melanjutkan sekolah ke SMA karena memang tidak mampu finansial. Dia itu anak sulung dan bapaknya sudah meninggal sebelum bisa membiayai dia dan saudaranya sampai besar. Dia punya anak satu dan belum sempat menikah sampai saat ini. Saudaranya meninggal dan dia mengasuh anaknya yang masih berumur empat tahun. Hebatnya.
Orang sukses, orang pintar itu seperti ombak yang bergulum dengan keren dan tinggi. But good people is a slow waves that hits people with warmth and touches them with care. Kalau dibaca-baca dari ceritaku memang om yang kemaren berkunjung ke rumah eyang itu tidak kelihatan hebat seperti yang telah aku katakan di paragraf sebelumnya. Menurutku dia hebat karena, jika aku berada di hidupnya instantly I'd say that I have a very, very, bad luck in life tetapi dia memilih untuk menjalaninya. Kenapa bapaknya harus pergi cepat, kenapa keluarganya tidak punya cukup uang hanya untuk sekolah saja, kenapa dia harus mengurus anaknya, kenapa adiknya pergi juga dan meninggalkan anaknya pula, kenapa dia harus mengurus anaknya adiknya. Kenapa? Kenapa? Kenapa?
In my very first class in college, my professor said "You can be great and win a lot of competitions or you can have good GPA or you can be succesfull in here". And then she continued, "but if you can't do them all, at least you still can be a good person." One powerful quote I still keep in my mind that probably will always be in there.
Loh, apa hubungannya dengan cerita om yang tadi?
Jadi, menurutku. Om tadi itu hebat karena dia telah berusaha untuk menjadi orang yang baik. Bisa saja ia berikan anaknya adiknya itu ke panti asuhan ataupun memutuskan untuk meninggalkan anaknya sewaku ia kecil. Dalam kekurangannya ia berikhtiar untuk menghidupi dirinya dan anaknya dulu. Sekarang ia harus menghidupi dirinya dan anaknya adiknya. Perlu diketahui bahwa Kota Lumajang itu kota yang cukup sepi. Dan bayaran tukang becak di sini tidak semahal di Cirebon, kotaku (sungguh mahal aku pun malas naik becak di Cirebon). Masalah ilmu agama mungkin masih tidak sebaik kita semua yang telah mengenyam pendidikan dengan baik, tapi hal tersebut tidak menjadikan dirinya kapok untuk memilih keputusan-keputusan yang merepotkan. Merepotkan karena harus capek kerja untuk mengidupi keluarga. Dia memutuskan untuk menjadi baik, despite life gives him lemon.
But, but... you can't please every person you met dontcha? Iya, tapi baik != selalu membuat orang senang. Baik juga bukan dengan orang yang yang berada di grupmu saja. Dan jika memang sesuatu itu tidak dapat kamu lakukan dengan kebaikanmu maka berdoalah. Tapi apa iya kamu memang tidak bisa melakukannya?
Oke, oke, oke.. aku juga bukan orang baik. Aku juga punya banyak kesalahan. Banyak sekali. If you happen to know me I'm also not the most friendliest person you'll ever meet. Tapi, aku juga membuat post ini sebagai reminder bahwa aku harus terus berusaha menjadi baik.
Good people change the world. At least, someone's world. So be good because maybe one good person may had changed your world and you must relay that, his/her kind and gentle touch, to others.
Subscribe to:
Posts (Atom)